 |
| Medcom.id |
Kejadian tersebut terjadi pada babak kedua yang mencemoohkan Vinicius oleh suporter Valencia. Pemain berusia 22 tahun tersebut tampak sangat emosional menanggapi serangan cemohan itu, dengan menunjuk-nunjuk ke arah tribun penonton belakang gawang Valencia, hingga pertandingan sempat dihentikan dimenit ke-70.
Sementara itu, performa permainan Real Madrid tampak menurun usai Vinicius menerima kartu merah dari wasit, usai Vinicius tertangkap kamera menyikut pemain Valencia disaat terjadi keributan dikedua tim tersebut.
Kemarahan Vinicius berlanjut dimenit ke-95 yang tampak sedang melabrak penjaga gawang Valencia, Giorgio Mamardashvili yang sedang mengulur-ulur waktu, atas skor yang diungguli oleh valencia dengan skor 1-0. Lalu menampar salah satu pemain Valencia.
"Kompetisi berfikir itu normal, federasi sepak bola Spanyol juga melakukannya dan lawan terus mendorong hal itu", ucap Vinicius di akun twitternya.
"Wasit tak menyebutkan penghinaan rasis, @rfef mereka hebat". tambahnya disalinan laporan wasit pertandingan tersebut. Namun ironisnya, salinan tersebut tidak mengutip penghinaan rasis yang ia alami.
Selain itu, Carlo Ancelotti selaku manajer Real Madrid tampak mendukung penuh anak asuhnya, Vinicius. Ancelotti membantah keputusan wasit yang tidak melindungi pemain dilapangan dengan alasan pertandingan tersebut harus dihentikan, hingga sempat mempertimbangkan menarik Vinicius dalam pertandingan tersebut, namun wasit mengabaikan dan tetap meneruskan pertandingan. Ancelloti juga menolak kartu merah dari wasit, karena Vinicius lah sebenarnya yang menjadi korban.
Sang bintang striker Real Madrid kini menghadapi sasaran pelecehan rasisme dimusim ini, termasuk Suporter klub Atletico Madrid, Real Valladolid, Malloca dan Osasuna.
